Ambilah 4 kuvet 10 ml yang bersih. Masing-masing diisi H2SO4 0,5M dan ukur transmitansi nya menggunakan instrumen Unicam SP500 pada panjang gelombang 525 nm. Pilih kuvet yang mempunyai transmitansi tertinggi dan gunakan sebagai referensi untuk set 100%T. Ukur transmitansi setiap kuvet lainnya dan ubah ke nilai absorbansi. Tanyalah asisten lab jika ada cell yang nilainya dibawah 97%T.
Pada instrumen single beam, perbedaan transmitansi antar kuvet digunakan untuk mengukur larutan sampel dan yang digunakan sebagai referensi harus di koreksi.
Koreksi kuvet ini harus dipakai ketika diperlukan pengukuran kuatitatif dan perlu dibuatkan yang baru jika menggunakan panjang gelombang yang berbeda.
Diskusikan berikut ini dengan asisten lab:
- Perlunya koreksi cell
- Mengapa koreksi cell diubah ke absorbansi
- Apakah koreksi cellharus ditambahkan ke atau dikurangkan dari pembacaan absorbansi yang tak terkoreksi.
Hukum Beer dan Stray light
Siapkan seteliti mungkin larutan potassium permanganat dalam H2SO4 0,5M berikut:
5 ppm, 10 ppm dan 15 ppm KMnO4 (menggunakan 100 ppm stok ) 30 ppm, 60 ppm, 100 ppm dan 200 ppm KMnO4 (menggunakan 1000 ppm stok )
Jangan lupa untuk menambahkan asam sulfat. Juga tambahkan secukupnya H2SO4 10M hingga larutan menjadi 0,5M setelah diencerkan atau gunakan 0,5 M H2SO4 sebagai pengencer.
- HukumBeer (menggunakan Unicam SP500)
Menggunakan Cell dari tugas 4, ukur transmitansi dari larutan 5, 10, dan 15 ppm pada 525 nm menggunakan H2SO4 0,5 M sebagai referensi. Pakai koreksi cell, gambarkan grafik absorbansi terhadap konsentrasi dan dari grafik tersebut tentukan Absorpsifitas Molar dari KMnO4. - Efek Stray light
Pada sebagian besar instrumen, tingkat stray light-nya rendah sehingga efeknya minimal kecuali pada transmitansi sangat rendah atau pada Po sangat rendah (contahnya: pada instrumen optik kaca panjang gelombang sekitar 350 nm). Efek stray light dapat diamati pada transmitansi sangat rendah (absorbansi tinggi) dan jumlah stray light dalam instrumen bisa diukur dengan mudah.
Pilih panjang gelombang 525 nm, pastikan instrumen pada mengukur absorbansi pada range 0 – 4. Dengan H 2SO4 0,5M sebagai referensi, ukur absorbansi dan transmitansi dari larutan KMnO4 5, 10, 15, 30, 60, 100 dan 200 ppm.
Gambar grafik absorbansi terhadap konsentrasi, kemudian perkirakan bagian kurva yang sejajar dengan sumbu absorbansi. Ini adalah absorbansi maksimum yang bisa diukur oleh instrumen ini, tidak terpengaruh besar kecilnya konsentrasi larutan yang dipasang. Nilai %T yang sesuai dengan nilai absorbansi ini menunjukkan tingkat stray light dalam instrumen. Sekarang lihat pada nilai transmitansi yang terbaca pada setiap larutan dan putuskan apakah nilai stray light ini berpengaruh signifikan terhadap pengukuran.
Sekarang lepas cell sampel dan tutupi sinarnya dengan benda padat seperti kayu, dompet kunci dan lain-lain.Bandingkan absorbansi atau transmitansinya dengan yang diperoleh pada larutan KMnO4 200 ppm.
Penentuan Kadar Fosfat pada Air Danau
Amonium molibdat dan antimoni potasium tartrat bereaksi dengan ion ortofosfat, PO43- untuk membentuk komplek antimoni-fosfat-molibdat. Senyawa komplek ini dapat diturunkan dengan asam askorbat untuk membentuk senyawa komplek molibdenum dengan komposisi tidak pasti yang berwarna biru lebih intens. Hal ini merupakan penerapan menarik dari spektrofotometri karena senyawa yang akan ditentukan kadarnya adalah fosfat tetapi senyawa komplek berwarna yang diukur tidak mengandung fosforus. Sediakan reagent-reagent lain yang lebih sesuai untuk ortofosfat, intensitas warna yang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi fosfat. Reaksi terhadap orthofosfat adalah reaksi spesifik, tetapi bentuk lain dari fosforus dapat ditentukan setelah konversi ke bentuk ion ortofosfat.
- Pengenceran Sampel awal
Metode ini sangat sensitif maka dari itu beberapa sampel harus diencerkan terlebih dahulu sebelum dianalisa. Sampel yang akan dianalisa disini memiliki level fosforus sekitar 5 mg/mL fosforus sementara linear range dari metode adalah dari 0,5mg P/L. Maka sampel seharusnya diencerkan dengan cara mengambil 20,00 mL aliquot sampel dan diencerkan menjadi 100,0mL dengan aquades. Larutan yang telah diencerkan selanjutnya mengandung sekitar 1 mg P/L. Peningkatan warna melibatkan 5 kali pengenceran sehingga konsentrasi akhir yang akan diukur sekitar 0,2 mg P/L.
- Analisis
Satu orang menyiapkan larutan standar sementara yang lain menyiapkan sampel; enam larutan sampel sebaiknya disiapkan sehingga standar deviasi dapat dihitung.
Siapkan larutan standar kerja dengan konsentrasi 0,0; 0,10; 0,20; 0,30; 0,40; dan 0,50 mg P/L dengan cara berikut :
- Dengan menggunakan buret, tambahkan volume yang sesuai dari larutan standar (1,0 mg P/L) pada 50,0 mL tabung volumetrik
- Tambahkan 8 mL reagen kombinasi dengan menggunakan pipet ukur
- Encerkan sampai tanda batas dengan air
Sampel disiapkan pada saat bersamaan dengan cara memipet 10,00 mL aliquot dari sampel yang telah diencerkan ke dalam setiap 50,0 mL tabung volumetrik, tambahkan 8 mL reagen kombinasi dan encerkan sampai tanda batas dengan air.
Larutan-larutan tersebut didiamkan selama 10 menit dan absorbansi diukur pada panjang gelombang 882 nm. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam waktu 30 menit setelah penambahan reagen kombinasi. Plot absorbansi versus konsentrasi dan tentukan konsentrasi dari fosforus dalam sampel asli (orisinal). Standar deviasi dan standar deviasi relatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar