Fungsi dari monokromator adalah untuk menghasilkan pita kecil panjang gelombang yang kemudian masuk ke dalam kuvet sampel. Bagaimanapun, dalam praktek range panjang gelombang ini dipengaruhi dengan sejumlah kecil radiasi dari panjang gelombang yang lain, karena ketidak sempurnaan monokromator. Sebagai tambahan, sebagian dari radiasi yang mencapai detektor mungkin berarasal dari sumber selain dari monokromator.
Radiasi “stray” yang tersesat ini ( disebut cahaya yang tersesat spektrometri sinar tampak) menyebabkan penyimpangan dari Hukum Lambert-Beer dan membatasi besarnya pengukuran absorbansi dan transmitans.
Gambar 15.14. Batas aborbansi yang bisa diukur spektrofotometer
Sebagai contoh, j ika 0,1% dari radiasi yang masuk ke detektor adalah radiasi yang tersesat, maka instrumen tidak akan pernah mengukur kurang dari 0.1% transmitans. Dengan kata lain, absorbansi maksimum dapat terukur oleh instrumen adalah 3 satuan absorbansi, walaupun konsentrasi larutan sampel sangat tinggi.
Konversi Non-absorbing Analit menjadi Absorbing Derivative
Hanya ada beberapa unsur yang memiliki absortivitas cukup besar untuk dapat ditentukan secara langsung dengan spektrometrimolekular. Sedangkan unsur yang lain dapat dikonversi ke derivative-nya yang memiliki absortivitas jauh lebih tinggi.
Perubahan keadaan oksidasi, atau pembentukan suatu komplek, dapat merubah unsur analit non-absorbing menjadiderivatif absorbing. Sebagai contoh, Mn2+ yang berwarna merah muda (sangat) pucat dapat dioksidasi dengan menggunakan periodat atau persulfat menjadi MnO4- yang dapat ditentukan dengan spektrofotometri sinar tampak. Ion Fe2+ akan membentuk senyawa komplek oranye-merah dengan 1,10-fenantrolin, sementara Fe3+ dan Co2+ keduanya dapat membentuk senyawa komplek dengan SCN- Reaksi umum :
Larutan analit (baik standar atau yang belum diketahui) direaksikan dengan reagen yang sesuai. Absorbansi dari absorbing derivative inilah yang diukur absorbansinya, bukan larutan analit asal.
Metode ini memerlukan tiga persyaratan agar diperoleh hasil yang akurat dan teliti:
- Reaksi harus kuantitaif (yakni memiliki konstanta keseimbangan yang besar) sehingga seluruh analit dapat diubah menjadi absorbing derivative
- Reagen yang digunakan harus tidak menyerap pada panjang gelombang dimana derivative yang dihasilkan menyerap.
- Absorbing derivative yang dihasilkan harus memenuhi Hukum Beer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar